Jalanan Utama Di Kota Mekkah Macet Total Akibat Volume Kendaraan Dan Penutupan Jalan

Jalanan Utama Di Kota Mekkah Macet Total Akibat Volume Kendaraan Dan Penutupan Jalan
Jalanan Utama Di Kota Mekkah Macet Total Akibat Volume Kendaraan Dan Penutupan Jalan. Sejak Selasa (21/8/2018) pagi, hampir semua jalanan di Kota Mekkah yang mengarah ke Masjidilharam dan areal Jamarat di Mina macet total.  Akibatnya banyak jamaah haji yang terpaksa jalan kaki untuk menuju atau pulang dari Masjidilharam.
Kemacetan itu, selain lantaran bertambahnya volume kendaraan terutama bus, juga lantaran banyak jalan yang ditutup. Jalanan yang ditutup terutama yang mengarah ke Masjidilharam dan ke Jamarat di Mina.
Jutaan orang jamaah bergerak dari Mina menuju Masjidilharam untuk melakukan tawaf ifadhah setelah itu mereka kembali ke Mina. Demikian juga ada jutaan jamaah juga yang memilih lebih dulu ke Jamarat untuk melempar jumroh aqobah, setelah itu bergerak ke Masjidilharam untuk melaksanakan tawaf ifadah.
Rekan-rekan Media Center Haji (MCH) bersama puluhan ribu jamaah terpaksa harus berjalan kaki dari Masjidilharam ke Wisma Al-Mabrur yang menjadi tempat menginap. Tim MCH yang sehari sebelumnya melaksanakan wukuf di Padang Arafah bersama sekitar 3 juta jamaah haji dari seluruh dunia, sekitar pukul 23.00 waktu Arab Saudi (WAS) bergeser ke Muzdalifah.
Mampir sebentar untuk mengambil kerikil di Muzdalifah, kemudian langsung menuju ke Masjidilharam untuk melaksanakan tawaf ifadah yang merupakan rukun haji. Padang Arafah-Muzdalifah-Masjidilharam terasa nyaman karena naik bus.
Tetapi baliknya, seusai Salat Subuh berjamaah di Masjidilharam, kami harus jalan kaki dari Masjidilharam ke Wisma Al-Mabrur yang berada di kawasan Syisyah. Jarak kedua tempat tersebut sekitar 3 kilometer.
Sementara, tim MCH waktu itu terpecah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama ada tujuh orang mencoba untuk menyewa taksi, jenis mobil minibus. Tarifnya terhitung mahal, karena setiap orang dikenai ongkos 30 reyal (atau setara dengan Rp70.000).
Saya termasuk dalam rombongan itu. Tetapi taksi yang kami tumpangi hanya bisa jalan sekitar satu kilometer. Kami pun terpaksa harus turun dan melanjutkan perjanan dengan jalan kaki. Kendati hanya 1 km, tetapi kami tetap ditarik tarif 30 reyal per orang.
Sebenarnya ada moda transportasi lain yang ada di Mekkah di kala terjadi kemacetan hebat seperti ini. Jasa ojeg motor menjadi satu moda transportasi yang menjadi pilihan warga. Tetapi jumlah ojeg di Mekkah tidak banyak.
Bagi penumpangnya juga dijamin sport jantung, lantaran pengemudinya terhitung ugal-ugalan. Informasinya, untuk mengendarai motor di Mekkah tidak perlu memiliki surat izin mengemudi. Sehingga tak mengherankan apabila pengendara motor maupun penumpangnya tidak perlu mengenakan helm. Jalannya pun seringkali memotong kendaraan lain yang ada di depannya.
“Ojeg motor itu ada kalau pas musim haji saja, di luar itu motornya dibuat main-main saja karena warga Arab itu lebih suka naik mobil. Tukang ojeg itu biasanya warga pendatang,” kata Anwar, sopir MCH yang sudah  puluhan tahun menetap di Arab Saudi ini.

Comments

Popular posts from this blog

Jadi Duta Bangsa, Panglima TNI: Mengemban Misi Perdamaian Merupakan Tugas Istimewa

Inilah 5 Bajak Laut Wanita Menakutkan Di Lautan

Ternyata 4 Perlombaan 17 Agustusan Ini Punya Sejarah Yang Tragis